MATERI DAN PERUBAHANNYA
I. Materi
Materi adalah segala sesuatu yang mempunyai massa
dan menempati ruang (mempunyai volume).
Materi terdapat dalam tiga macam wujud : padat
(solid), cair (liquid), dan gas.
Massa tidak sama dengan berat.
Massa adalah ukuran kelembaman, yaitu ukuran
bertahannya suatu benda terhadap suatu gaya, massa tidak tergantung pada gaya
grafitasi suatu tenpat.
Berat adalah gaya yang menyatakan besarnya tarikan
gravitasi terhadap benda yang bermasssa. Berat suatu benda sangat bergantung
kepada gravitasi.
Sifat-sifat suatu materi dapat dikelompokkan menjadi
sifat ekstensif dan sifat intensif yaitu :
1. Sifat ekstensif ialah sifat yang bergantung pada
bentuk, ukuran dan jumlah zat.
Contoh :
Massa dan volume
2. Sifat
intensif ialah sifat yang tidak ditentukan oleh bentuk, ukuran dan jumlah zat.
Contoh : Cincin dan gelang yang sama-sama terbuat
dari emas akan memperlihatkan sifat
intensif yang sama : warnanya kuning mengkilap tidak berkarat dan
memiliki berat jenis yang tertentu.
Sifat
intensif suatu materi dapat dikelompokkan :
a. Sifat fisis, yaitu Sifat yang tidak berhubungan
dengan pembentukan zat baru.
Contoh : warna, rasa, bau, titik lebur, titik didih,
kekerasan, kerapatan, dan berat jenis.
b. Sifat
kimia erat hubungannya dengan pembentukan zat baru.
Contoh : sifat terbakar dari kayu, sifat berkaratnya
besi masamnya susu
II. Perubahan
materi
dapat
digolongkan menjadi dua macam, yaitu :Perubahan fisika dan Perubahan kimia
A. Perubahan
fisika
Perubahan fisika adalah perubahan materi/zat yang
tidak disertai terjadinya zat baru, tidak berubah zat asalnya, hanya terjadi
perubahan wujud, perubahan bentuk atau perubahan ukuran.
Contoh : air
membeku menjadi es.
a. Perubahan
fisika karena perubahan wujud.
b. kayu
menjadi meja, kursi, kusen pintu dan jendela dan lain-lain
Perubahan wujud dapat digambarkan sebagai berikut :
b. Perubahan fisika karena perubahan bentuk
Contoh : beras diubah menjadi tepung beras, kayu
diubah menjadi kursi atau lemari, kain diubah menjadi baju dll
c. Perubahan fisika karena pelarutan atau pengeringan.
Contoh : gula
diubah menjadi sirup, nasi diubah
menjadi bubur, sayuran menjadi layu, air
laut diubah menjadi garam, cabe segar diubah menjadi kering.
d. contoh lain perubahan fisika yaitu : bola lampu
listrik menyala, cermin memantulkan sinar, mobil di cat, dll
.
B. Perubahan
Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang menyebabkan terjadinya satu
atau lebih zat yang jenisnya baru. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia.
Jadi bereaksi berarti berubah menjadi. Zat yang bereaksi disebut pereaksi
(reaktan) dan hasil reaksi disebut produk.
a. perubahan kimia karena proses pembakaran.
Pada proses pembakaran terjadi reaksi antara zat
yang terbakar dengan oksigen dan api. Pada roses ini selalu dibebaskan energi
dari reaksi tersebut. Makanya pada
proses pembakaran akan terasa adanya panas. Pada proses pembakaran, zat asal
akan berubah menjadi zat baru yang berbeda sifatnya dari zat asal. Kertas
dibakar akan berubah menjadi gas, asap ataupun abu. Contoh proses pembakaran :
lilin menyala, mercon meledak, bensin terbakar (energi yang dihasilkan
digunakan untuk menggerakkan mobil).
b. Proses
kimia karena proses peragian.
Proses peragian terjadi di mana zat asal yang
mengandung karbohidrat protein dengan bantuan mikroorganisme (ragi/bakteri)
akan berubah menjadi zat-zat lain. Contohnya : kedelai diubah menjadi tempe,
kecap tauco; singkong atau beras diubah menjadi tape; singkong diubah menjadi
gula cair(glukosa); gandum diubah menjadi bir; dll.
c. Perubahan kimia karena proses kerusakan
Kerusakan terjadi karena kimia, mikroba enzimatis.
Contohnya: pelapukan kayu; makanan basi ; besi berkarat; minyak menjadi
tengik;apel setelah dikupas menjadi coklat dll.
d.
Perubahan kimia dari proses makhluk hidup.
Meliputi: proses pencernaan makanan; proses
pernafasan; proses fotosintesis dll.
Perubahan kimia pasti terjadi dari suatu hasil
reaksi kimia. Berlangsungnya suatu reaksi kimia dapat diketahui dengan:
timbulnya gas, timbulnya endapan, terjadinya perubahan warna dan terjadinya
perubahan suhu.
Beberapa contoh reaksi kimia :
1. Reaksi yang menghasilkan gas
Besi + Larutan H2SO4 : menghasilkan gas hidrogen
2. Reaksi yang menghasilkan endapan
Larutan timbal (II) asetat + larutan kalium iodida :
menghasilkan endapan kuning
3. Reaksi yang disertai perubahan warna
Larutan kalium kromat yang berwarna (kuning) akan
menjadi jingga jika di tetes dengan larutan asam sulfat
4. Reaksi yang disertai perubahan suhu
Reaksi antara kapur tohor dengan air menyebabkan
kenaikan suhu
III. Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja.
Energi tidak mempunyai massa dan tidak menempati ruang. Energi hanya dapat
diukur berdasarkan efek atau pengaruhnya terhadap materi. Makin besar pengaruh
tersebut makin besar pula jumlah energi. Contoh dinamit menyebabkan kerusakan
yang lebih hebat daripada petasan.
Setiap zat mengandung energi, maka setiap reaksi
kimia selalu disertai perubahan energi.
Sehubungan dengan hal ini, dikenal dua macam reaksi
kimia yaitu :
a. Reaksi
eksoterm, yaitu reaksi yang menghasilkan (melepaskan) energi. Contoh pembakaran
kayu atau minyak tanah untuk memperoleh panas dan pembakaran kembang api untuk
menghasilkan cahaya berwarna warni.
b. Reaksi
endoterm, yaitu reaksi yang memerlukan (menyerap energi). Contoh fotosintesis
tumbuhan yang memerlukan energi sinar matahari dan pembentukan gambar fotografi
melalui penyerapan cahaya oleh zat-zat yang terdapat pada film.
IV. Korosi
Terjadinya Korosi:
Logam
yang dibuat untuk tujuan komersial biasanya tidaklah murni, besi atau baja
misalnya, banyak bercampur karbon.
Zat-zat pengotor (impurities) ini tidak tersebar merata dalam logam;
melainkan bertumpuk pada bagian-bagian tertentu akibatnya timbul perbedaan
potensial listrik antara bagian tersebut dengan bagian permukaan yang normal
(tidak mengandung zat-zat campuran).
Bagian permukaan yang mengandung zat pengotor lebih mudah menangkap
electron atau melepaskan electron
sehingga dapat berfungsi sebagai katode atau anode. Ketika logam bertemu uap air di udara, pada
permukaan terbentuk lapisan air. Oksida
asam di udara dapat larut dalam lapisan air tersebut , dan terbentuklah larutan asam pada permukaan
logam. Dengan demikian tersedia “ sel
volta”, anode, katode dan larutan elektrolit , maka secara spontan reaksi
redoks berlangsung. Pada reaksi redoks
ini terbentuk Fe2O3 xH2O (inilah yang merupakan karat besi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi korosi
1. adanya
oksigen dan air
2. pH
larutan
3.
garam-garam
4. kontak
logam tersebut dengan logam lain.
Kerugian korosi.
Korosi menyebabkan besi dan logam-logam lain menjasi
lapuk, sehingga keropos dan menjadi rusak.
Cara
memperlambat korosi.
1. Pada
pembuatan logam diusahakan agar zat-zat yang dicampurkan (impurities) tersebar
secara merata (homogen) dalam logam tersebut.
2. melapisi
permukaan dengan cat atau minyak untuk mencegah kontak antara permukaan logam
dengan udara.
3.
melakukan galvanisasi (penyalutan) misalnya besi disalut dengan lapisan
tipis seng. Seng memiliki Eo yang lebih kecil dari pada besi sehinga seng
segera teroksidasi membentuk lapisan ZnO
yang melindungi permukaan besi.
4.
mengorbankan anode untuk melindungi katode.
V. Hukum
kekekalan massa
Dalam reaksi kimia, tidak terjadi perubahan massa antara zat sebelum dan
sesudah reaksi. Hal ini yang dikemukakan oleh Lavoisier yang dikenal dengan hukum kekekalan massa (Hk
Lavoisier) yang berbunyi :’’massa zat sebelum dan massa zat sesudah reaksi
adalah sama’’.
Contohnya pada pembakaran . pada
pembakaran kertas/kayu hasil reaksi pembakaran seolah-olah massanya berkurang
karena kita hanya mendapatkan abu yang jumlahnya sedikit dari sisa pembakaran.
Hal ini tidak benar, karena adanya asap dan gas-gas lain yang tidak terlihat dan bercampur dengan udara massanya
tidak diperhitungkan. Jika kita hitung massa asap dan gas-gas hasil reaksi maka
akan diperoleh :
Massa kayu/kertas + massa oksigen = massa abu + asap
+ massa gas.
Begitu juga dengan proses perkaratan besi (korosi),
seolah massanya bertambah dibanding massa bes. Hal ini tidak benar, karena gas
oksigen yang bereaksi dengan besi tidak diperhitungkan. Jika oksigen
diperhitungkan maka:
Massa besi + massa oksigen = massa karat
Komentar
Posting Komentar