EKOSISTEM
A. Komponen-Komponen Ekosistem
1. Koponen Abiotik
Marilah kita mulai dengan tempat hidup suatu tumbuhan, yaitu tanah. Tanah
terdiri dari butiran-butiran tanah yang mengandung unsur hara/unsur anorganik
dan bahan organik. Tanah gembur yang banyak rongga udara akan mempermudah akar
tumbuhan mendapat makanan. Kebutuhan makanan tidak hanya diperoleh dari dalam
tanah, tetapi juga dari udara yang mengandung oksigen, nitrogen, hidrogen dalam
bentuk uap air dan karbondioksida. Gas karbon dioksida digunakan tumbuhan dalam
proses fotosintesis. Oksigen yang dihasilkan dari proses ini dikeluarkan ke
udara bebas untuk respirasi makhluk hidup.
Sinar matahari menguapkan air, dan uap air pada ketinggian tertentu
membentuk awan. Suhu dingin menyebabkan awan berkondensasi menjadi embun yang
pada akhirnya turun sebagai hujan di atas permukaan tanah maupun di sungai dan
mengalir ke laut. Air meresap ke dalam tanah sebagai air tanah kemudian diserap
tumbuhan. Air diperlukan semua organisme untuk berlangsungnya proses-proses
dalam tubuh. Sinar matahari merupakan sumber energi bagi tumbuhan untuk
melakukan fotosintesis yang menghasilkan zat makanan. Zat makanan merupakan
energi kimia yang dibutuhkan oleh semua organisme untuk menghasilkan energi
untuk melakukan prosesproses kehidupannya.
2. Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi semua makhluk hidup yang terdapat dalam ekosistem.
Berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga
golongan, yaitu produsen, konsumen, dan dekomposer atau pengurai.
a. Produsen
Tumbuhan hijau mampu memanfaatkan cahaya matahari untuk menghasilkan zat
makanan melalui proses fotosintesis, sehingga disebut sebagai produsen.
Organisme yang dapat membuat makanan sendiri disebut organisme autotrof.
Gambaran reaksi kimia proses fotosintesis adalah sebagai berikut :
b. Konsumen
Manusia dan hewan termasuk dalam golongan konsumen karena keduanya tidak
dapat membuat makanan sendiri. Konsumen disebut juga organisme heterotrof,
artinya organisme yang tergantung organisme lain untuk mendapatkan makanan.
Berdasarkan jenis makanannya, organisme yang mendapatkan makanan dari tumbuhan
saja disebut herbivora, organisme yang hanya makan hewan disebut karnivora.
Organisme yang mendapatkan makanan dari tumbuhan maupun hewan disebut omnivora.
c. Pengurai
Apa yang terjadi pada sisa-sisa bagian pohon yang tumbang/ mati setelah 1
minggu, 1 bulan atau lebih? Di permukaan batang tanaman yang mati akan terlihat
jamur maupun bakteri yang melakukan pembusukkan. Di sinilah nampak peran dari
dekomposer atau pengurai dalam menguraikan zat organik yang terdapat pada
makhluk hidup yang sudah mati menjadi zat yang lebih sederhana, seperti mineral
atau zat organik lain. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai adalah
bakteri dan jamur saprofit. Zat mineral atau zat hara hasil penguraian meresap
ke dalam tanah yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan.
Keseimbangan ekosistem dapat terjadi bila ada hubungan timbal balik yang
harmonis antarkomponen biotik dan abiotik. Semula produsen, herbivora, dan
karnivora berada pada jumlah tertentu. Tumbuhan sebagai produsen merupakan
komponen yang jumlahnya terbanyak. Selama tidak terjadi sesuatu yang mengubah
lingkungan, maka organisme dalam eksosistem tidak mengalami perubahan.
Perubahan jumlah organisme yang tidak terkendali akan membahayakan organisme
itu sendiri. Oleh karena itu, dalam kehidupan ada kecenderungan untuk melawan
perubahan atau usaha agar berada dalam suatu keseimbangan.
B. INTERAKSI ANTARA EKOSISTEM
· Komponen biotik dan abiotik bukan merupakan satu
kesatuan yang tidak berdiri sendiri dalam suatu ekosistem. Kompenen tersebut
saling mempengaruhi satu sama lainnya. Contoh: suatu tumbuhan dapat hidup
dengan baik karena air, tanah, udara dan cahaya matahari.
· Hasil pernafasan pada makhluk hidup berupa
karbndioksida yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan oleh tumbuhan sebagai bahan
fotosintesis
· Makhluk hidup menghasilkan sisa pencernaan, bahkan
mati sehingga nantinya akan diuraikan oleh dekomposer. Hasil penguraian berupa
unsur-unsur hara yang kemudian dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan untuk
pertumbuhan
1. Interaksi
antar komponen biotik
· Interaksi makhluk hidup terjadi di dalam ekosistem,
baik saling menguntungkan, menguntungkan salah satu pihak, maupun merugikan
salah satu pihak.
· Interaksi terjadi karena untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, sehingga makhluk hidup akan bergantung dengan makhluk hidup yang
lainnya.
· Diantara tiap komponen penyusun ekosistem terjadi
interaksi: antar organisme, antar populasi, antar komunitas, antara komponen
biotik dan komponen abiotik.
a. Interaksi
antar organisme
Jenis interaksi antar organisme antara lain: mutualisme, komensalisme,
Predasi, kompetisi, Parasitisme, Netral .
1) Mutualisme
Merupakan hubungan/interaksi antara dua organisme yang berbeda spesies yang
saling menguntungkan kedua belah pihak.
Contoh: Bakteri Rhizobium yang hidup pada bintil akar
kacang-kacangan, Kerbau dengan burung jalak.
2) Komensalisme
Merupakan hubungan antara dua jenis organisme yang berbeda spesies di mana
salah satu spesies diuntungkan, sedangkan spesies yang lain tidak
dirugikan/diuntungkan.
Contoh: tanaman bunga anggrek sebagai tumbuhan epifit pada tumbuhan mangga.
3) Predasi
Merupakan hubungan antara mangsa dan pemangsa (predator), hubungan ini
sangat erat sebab tanpa mangsa perdator tidak bisa hidup.
Proses interaksi yang terjadi bisa berupa antar hewan, hewan dengan
tumbuhan dan tumbuha predator dengan mangsanya. Jumlah populasi predator dengan
mangsa berbanding lurus.
Contoh: Singa memangsa rusa, kuda memangsa rumput, bunga Dionaea
muscipula yang memangsa serangga yang hinggap dijebakannya.
4) Kompetisi
Terjadi karena persaingan makhluk hidup untuk memperoleh kebutuhan hidup
dan kekuasan salah satu atau semua hal tersebut.
Contoh: Kuda dan sapi yang hidup di padang rumput yang sama akan saling
berkompetisi untuk memperoleh makanan (rumput).
5) Parasistisme
Hubungan antar organisme yang berbeda spesies di mana akibat dari hubungan
tersebut terdapat pihak yang dirugikan (inang) dan pihak yang diuntungkan
(parasit).
Contoh: Plasmodium dengan manusia, Taenia saginata dengan
sapi, benalu dengan pohon inang, kutu dengan manusia.
6) Netral
Merupakan hubungan yang tidak saling mengganggu antar organisme dalam
habitat yang sama, hal ini bersifat netral yaitu tidak diuntungkan dan juga
tidak dirugikan.
Contoh: Capung dengan sapi.
b. Interaksi antar populasi
Contoh interaksi antar populasi adalah alelopati, yaitu
interaksi antar populasi di mana populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat
menghalangi tumbuhnya populasi yang lain. Pada mikrorganisme, alelopati dikenal
dengan istila anabiosa.
Misalnya: Rumput teki menghasilkan zat kimai yang bersifat toxic yang
dapat menghalangi tumbuhan yang lainnya, Jamur Penicillium sp menghasilkan
antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
c. Interaksi antar komunitas
Interaksi antar komunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan
organisme, tetapi juga aliran enrgi dan makanan. Interaksi ini dapat diamti
pada daur carbon (karena melibatkan ekosistem yang berbeda (laut dan darat).
d. Interaksi antar komponen biotik dan
abiotik
Interaksi ini menyebabkan terjadinya aliran energi dalam ekosistem. Selain
aliran energi di dalam ekosistem juga terdapat struktur atau tingkatan trofik,
keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan demikian ekosistem dapat
mempertahankan keseimbangannya.
RANTAI MAKANAN
1. Pengertian Rantai Makanan
Rantai makanan adalah rangkaian peristiwa makan dan dimakan antar makhluk
hidup untuk kelansungan hidupnya. Proses makan–memakan ini berdasar urutan
tertentu dan berlansung terus-menerus. Dalam ekosistem ini makhluk hidup
memiliki perannya masing-masing, mulai dari yang berperan sebagai peroduser,
konsumen dan beberapa sebagai dekomposer (pengurai).
Produsen adalah makhluk hidup yang dapat memproduksi zat organik dari zat
anorganik. Produsen tidak memakan makhluk hidupnya. Melainkan membuatnya
sendiri. Satu-satunya jenis makhluk hidup yang mampu melakukan proses tersebut
adalah tumbuhan dengan cara fotosintesis. Contoh dari produsen yaitu alga,
lemut dan tumbuhan hijau.
Konsumen adalah makhluk hidup yang tidak bisa membuat makanannya sendiri
dan tergantung kepada organisme lain. Konsumen mengonsumsi organisme lainnya
untuk bertahan hidup. Dalam suatu ekosistem yang berperan sebagai konsumen
biasanya adalah hewan. Konsumen dibagi atas beberapa tingkatan dalam suatu
rantai makanan. Pertama konsumen primer, yaitu hewan yang memakan tumbuhan
(herbivora) secara langsung, contohnya sapi, kelinci, dan lain-lain. Konsumen
II (sekunder) yaitu hewan yang memakan konsumen primer (karnivora). Seterusnya
konsumen II dimakan oleh konsumen III (tersier). Seterusnya kegiatan
makan-memakan berlangsung terus hingga sampai kepada konsumen terakhir atau
biasa disebut konsumen puncak. Konsumen puncak adalah tingkatan dari konsumen
dimana tidak ada lagi makhluk hidup lain yang memakannya. Seperti singa,
beruang, buaya dan tentunya manusia.
Dekomposer (pengurai) merupakan pemeran terakhir dalam
suatu rantai makanan, dimana organisme ini berperan menguraikan bahan organik
menjadi bahan anorganik. Dekomposer mengurai bahan organik dari tumbuhan mati
atau bangkai hewan dan mengembalikan nutrisinya ke dalam tanah yang kemudian
digunakan oleh produsen untuk berfotosintesis. Dari sinilah siklus rantai
makanan dimulai kembali. Dekomposer disebut juga detritivor atau pemakan
bangkai. Contoh dari organisme ini seperti bakteri pembusuk dan jamur.
Dekomposer (pengurai) merupakan pemeran terakhir dalam suatu rantai
makanan, dimana organisme ini berperan menguraikan bahan organik menjadi
bahan anorganik. Dekomposer mengurai bahan organik dari tumbuhan mati atau
bangkai hewan dan mengembalikan nutrisinya ke dalam tanah yang kemudian
digunakan oleh produsen untuk berfotosintesis. Dari sinilah siklus rantai
makanan dimulai kembali. Dekomposer disebut juga detritivor atau pemakan
bangkai. Contoh dari organisme ini seperti bakteri pembusuk dan jamur.
|
Rantai makanan tersusun atas beberapa tingkatan.
Tingkatan-tingkatan ini disebut dengan tingkat trofik. Susunan-susunannya
dimulai dari produsen hingga dekomposer. Produsen sebagai organisme yang mampu
membuat makanan sendiri berada di tingkat trofik pertama. Kemudian konsumen
yang memakan produsen berada pada tingkat trofik kedua. Pada tingkat ketiga
diduduki oleh konsumen yang memakan konsumen pertama, begitu juga pada tingkat
trofik keempat dan seterusnya.
2. Jenis – Jenis Rantai Makanan
Berdasarkan jenis organisme yang menduduki tingkat pertama trofik, rantai
makanan di bagi dua yaitu, rantai makanan perumput dan rantai makanan detritus.
a. Rantai makanan perumput (grazing food chain)
Rantai makanan paling sering ditemui dan dikenali. Rantai makanan ini
dimulai dari tumbuhan sebagai produsen pada tingkat trofik pertamanya. Contoh
dari siklus rantai makanan ini yaitu :
rumput --> belalang --> burung --> ular.
b. Rantai makanan detritus
Rantai makanan ini tidak dimulai dari tumbuhan,
tetapi dimulai dari detritivor. Detritivor adalah organisme heterotrof yang
memperoleh energi dengan cara memakan sisa-sisa makhluk hidup. Contoh rantai
makanan detritus yaitu : serpihan daun (sampah) --> cacing tanah --> ayam
--> manusia.
B. JARING – JARING MAKANAN
Jaring-jaring makanan adalah
sekumpulan dari beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Rantai makanan
hanya bahagian kecil dari sebuah jaring-jaring makanan. Secara alami, makhluk
hidup memakan lebih dari satu variasi makanan. Dan satu jenis makhluk hidup
yang jadi makanan menjadi mangsa dari beberapa jenis pemangsa. Seperti pada
gambar 4 dan 5. Sehingga lebih dari satu rantai makanan yang diperlukan untuk
menggambarkan sebuah siklus makan-dimakan yang terjadi dalam suatu ekosistem.
Sebuah jaring-jaring makanan
memiliki susunan yang lebih komplek dibanding rantai makanan. Pada
jaring-jaring makanan, suatu organisme bisa memakan lebih dari satu organisme
lainnya dan sebaliknya satu organisme bisa dimakan oleh lebih dari satu
organisme lainnya. Contoh gambar dari jaring-jaring makanan sebagai berikut :
Peranan Komponen Biotik dalam Kehidupan
Komponen biotik merupakan komponen hidup. Sehingga memiliki banyak peranan dalam kehidupan. Komponen biotik terdiri dari berbagai tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Berdasarkan hal ini kita dapat menguraikan beberapa peranan komponen biotik dalam kehidupan seperti berikut.
1. Peranan Tumbuhan dalam Kehidupan
Tumbuhan memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan. Seperti yang telah kita ketahui, tumbuhan adalah sumber energi bagi organisme lainnya. Dalam hal ini adalah tumbuhan-tumbuhan yang mengandung klorofil, atau biasa disebut tumbuhan hijau. Peranan tumbuhan hijau yaitu sebagai produsen karena bersifat autotrof. Organisme autotrof sanggup menyintesis makanannya sendiri melalui mekanisme fotosintesis. Dengan bantuan energi yang diperoleh dari cahaya, terutama cahaya matahari, tumbuhan hijau mampu mengubah zat-zat anorganik, yakni karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi zat organik, seperti karbohidrat (C6H12O6). Karbohidrat inilah yang merupakan sumber energi yang digunakan oleh setiap organisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Reaksi kimia dalam fotosintesis :
6CO2 + 6H2O > C6H12O6 + 6O2
Organisme-organisme yang bersifat heterotrof, seperti hewan dan manusia tidak mampu menyintesis makanannya sendiri. Oleh karena itu, organisme tersebut membutuhkan energi dari tumbuhan hijau. Pemenuhan energi ini dilakukan melalui mekanisme rantai makanan.
Selain pemenuhan kebutuhan akan energi, tumbuhan hijau juga memiliki peranan sebagai penyuplai oksigen bagi kehidupan. Seperti terlihat pada reaksi fotosintesis tersebut, proses ini menghasilkan oksigen yang mutlak dibutuhkan oleh setiap organisme, yakni untuk bernapas. Tanpa oksigen organisme tidak dapat hidup.
Demikianlah peranan tumbuhan bagi kehidupan. Tanpa tumbuhan, kehidupan ini pastinya akan hancur karena tidak ada organisme yang sanggup bertahan hidup tanpa suplai makanan dan oksigen.
2. Peranan Hewan dalam Kehidupan
Hewan merupakan organisme heterotrof yang menggantungkan hidupnya pada produsen. Meskipun begitu, organisme ini juga memegang peranan penting dalam kehidupan. Beberapa peranan penting hewan dalam kehidupan adalah sebagai berikut.
a. Berperan dalam proses polinasi (penyerbukan)
Beberapa hewan memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, yaitu membantu penyerbukan. Hewan tersebut adalah jenis serangga. Beberapa diantaranya adalah kupu-kupu, kumbang, dan lebah. Tanpa polinasi, tumbuhan tidak dapat menghasilkan buah dan biji sehingga tidak akan dapat membentuk keturunan baru.
Komponen biotik merupakan komponen hidup. Sehingga memiliki banyak peranan dalam kehidupan. Komponen biotik terdiri dari berbagai tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Berdasarkan hal ini kita dapat menguraikan beberapa peranan komponen biotik dalam kehidupan seperti berikut.
1. Peranan Tumbuhan dalam Kehidupan
Tumbuhan memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan. Seperti yang telah kita ketahui, tumbuhan adalah sumber energi bagi organisme lainnya. Dalam hal ini adalah tumbuhan-tumbuhan yang mengandung klorofil, atau biasa disebut tumbuhan hijau. Peranan tumbuhan hijau yaitu sebagai produsen karena bersifat autotrof. Organisme autotrof sanggup menyintesis makanannya sendiri melalui mekanisme fotosintesis. Dengan bantuan energi yang diperoleh dari cahaya, terutama cahaya matahari, tumbuhan hijau mampu mengubah zat-zat anorganik, yakni karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) menjadi zat organik, seperti karbohidrat (C6H12O6). Karbohidrat inilah yang merupakan sumber energi yang digunakan oleh setiap organisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Reaksi kimia dalam fotosintesis :
6CO2 + 6H2O
Organisme-organisme yang bersifat heterotrof, seperti hewan dan manusia tidak mampu menyintesis makanannya sendiri. Oleh karena itu, organisme tersebut membutuhkan energi dari tumbuhan hijau. Pemenuhan energi ini dilakukan melalui mekanisme rantai makanan.
Selain pemenuhan kebutuhan akan energi, tumbuhan hijau juga memiliki peranan sebagai penyuplai oksigen bagi kehidupan. Seperti terlihat pada reaksi fotosintesis tersebut, proses ini menghasilkan oksigen yang mutlak dibutuhkan oleh setiap organisme, yakni untuk bernapas. Tanpa oksigen organisme tidak dapat hidup.
Demikianlah peranan tumbuhan bagi kehidupan. Tanpa tumbuhan, kehidupan ini pastinya akan hancur karena tidak ada organisme yang sanggup bertahan hidup tanpa suplai makanan dan oksigen.
2. Peranan Hewan dalam Kehidupan
Hewan merupakan organisme heterotrof yang menggantungkan hidupnya pada produsen. Meskipun begitu, organisme ini juga memegang peranan penting dalam kehidupan. Beberapa peranan penting hewan dalam kehidupan adalah sebagai berikut.
a. Berperan dalam proses polinasi (penyerbukan)
Beberapa hewan memiliki peranan penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, yaitu membantu penyerbukan. Hewan tersebut adalah jenis serangga. Beberapa diantaranya adalah kupu-kupu, kumbang, dan lebah. Tanpa polinasi, tumbuhan tidak dapat menghasilkan buah dan biji sehingga tidak akan dapat membentuk keturunan baru.
b. Berperan dalam proses pemencaran (penyebaran) biji
Selain berperan dalam polinasi, ada hewan yang turut andil dalam memencarkan biji tumbuhan sehingga mendukung kelangsungan hidupnya. Beberapa hewan yang berperan dalam kegiatan ini adalah kelelawar yang memencarkan biji jambu, luwak yang memencarkan biji kopi, dan berbagai jenis burung pemakan biji yang memencarkan berbagai biji dari tanaman yang menjadi sumber makanannya.
Selain berperan dalam polinasi, ada hewan yang turut andil dalam memencarkan biji tumbuhan sehingga mendukung kelangsungan hidupnya. Beberapa hewan yang berperan dalam kegiatan ini adalah kelelawar yang memencarkan biji jambu, luwak yang memencarkan biji kopi, dan berbagai jenis burung pemakan biji yang memencarkan berbagai biji dari tanaman yang menjadi sumber makanannya.
c. Berperan dalam proses penguraian bahan-bahan organik
Ada beberapa hewan yang memiliki peranan dalam menguraikan bahan-bahan organik. Hewan-hewan ini disebut detritivor. Detritivor membantu menguraikan (memecah) bahan-bahan organik detritus, yakni organisme yang telah mati menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Kegiatan ini tentu saja memudahkan kerja mikroorganisme pengurai (dekomposer). Hewan yang berperan sebagai detritivor diantaranya adalah cacing tanah, rayap, dan kumbang kotoran.
Ada beberapa hewan yang memiliki peranan dalam menguraikan bahan-bahan organik. Hewan-hewan ini disebut detritivor. Detritivor membantu menguraikan (memecah) bahan-bahan organik detritus, yakni organisme yang telah mati menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Kegiatan ini tentu saja memudahkan kerja mikroorganisme pengurai (dekomposer). Hewan yang berperan sebagai detritivor diantaranya adalah cacing tanah, rayap, dan kumbang kotoran.
d. Berperan sebagai sumber makanan (energi) bagi organisme lain
Dalam rantai makanan, hewan atau organisme yang mendapatkan makanannya
langsung dari produsen disebut herbivora atau konsumen I. Organisme yang
memakan konsumen I disebut konsumen II, begitu seterusnya. Jadi, dalam hal ini,
ada organisme (hewan) yang menjadi sumber makanan bagi organisme lain. Sebagai
contoh, belalang yang memakan padi menjadi sumber makanan bagi ayam, ayam
menjadi sumber makanan bagi musang, musang menjadi sumber makanan bagi ular,
adapun ular menjadi sumber makanan bagi burung elang.
3. Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan
Mikroorganisme adalah semua organisme yang berukuran mikroskopis dan tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Organisme mikroskopis ini terdiri dari
jamur dan bakteri. Namun begitu, ada beberapa jenis jamur yang bersifat
makroskopis, contohnya jamur kuping dan jamur tiram. Meskipun berukuran sangat
kecil, organisme-organisme ini memiliki peranan penting dalam kehidupan.
Beberapa peranan mikroorganisme adalah sebagai berikut.
a. Mikroorganisme berperan sebagai produsen
Produsen utama dalam kehidupan ini adalah organisme autotrof. Selain
tumbuhan hijau, ada beberapa mikroorganisme yang berperan sebagai produsen.
Organisme bersifat kemoautotrof karena menyintesis makanan (bahan organik) dari
bahan anorganik dengan bantuan senyawa kimia, bukan cahaya. Beberapa
mikroorganisme ini adalah jenis Cyanobacteria (ganggang hijau-biru) dan
bakteri.
b. Mikroorganisme berperan penting dalam proses penguraian
Mikroorganisme merupakan organisme yang berperan penting sebagai dekomposer.
Organisme ini menguraikan bahan-bahan organik yang berasal dari
organisme-organisme yang telah mati. Organisme mati tersebut diuraikan menjadi
senyawa-senyawa organik sederhana yang sangat penting artinya bagi tumbuhan.
Senyawa organik (zat hara) tersebut penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan. Selain itu juga dapat menyuburkan tanah sehingga sangat baik untuk
ditanami. Dengan adanya mikroorganisme, jumlah sampah organik di alam juga
dapat diminimalkan. Namun, karena saat ini laju pembuangan sampah, baik dari
rumah tangga maupun industri sangat banyak maka terjadi penumpukan-penumpukan
sampah dimana-mana.
c. Mikroorganisme mengambil peran penting dalam dunia kesehatan
Mikroorganisme memiliki kemampuan untuk menghasilkan senyawa-senyawa yang
sangat berkhasiat dalam penyembuhan dan pengobatan suatu penyakit. Banyak
antibiotik dan senyawa-senyawa obat yang disintesis dari mikroorganisme.
Misalnya adalah antibiotik pinisilin yang disintesis dari jamur Penicillium sp..
d. Mikroorganisme mengambil peran penting dalam bidang industri
Mikroorganisme juga memiliki manfaat dalam bidang industri. Banyak
mikroorganisme yang dimanfaatkan untuk proses fermentasi makanan. Antara lain
adalah dalam pembuatan kecap, tempe, yoghurt, tapai, bir, oncom, nata de coco,
roti, dan brem.
Peranan Komponen Abiotik dalam Kehidupan
Komponen abiotik merupakan komponen tak hidup. Meskipun demikian, komponen
abiotik juga memiliki banyak peranan dalam kehidupan. Komponen abiotik meliputi
faktor akuatik, klimatik, dan edafik. Berdasarkan hal ini kita dapat
menguraikan beberapa peranan komponen abiotik dalam kehidupan ini. Berikut
beberapa diantaranya.
1. Peranan Faktor Akuatik dalam Kehidupan
Faktor akuatik (air) merupakan komponen abiotik yang mutlak dibutuhkan
dalam kehidupan. Hal ini karena dalam segala proses kehidupan dibutuhkan air.
Berikut adalah beberapa fungsi air dalam kehidupan.
a. Air sebagai penyusun tubuh organisme
Sebanyak 50% tubuh organisme terdiri dari cairan. Dalam tubuh organisme,
air berperan sebagai pelarut mineral dan diperlukan dalam proses metabolisme.
b. Air sebagai pelarut mineral tanah
Mineral-mineral dalam tanah larut dalam air. Tanpa air, tumbuhan tidak akan
dapat menyerap mineral-mineral yang sangat dibutuhkannya dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
c. Air berperan dalam perkecambahan biji
Perkecambahan biji merupakan proses awal pertumbuhan tanaman. Proses ini
memerlukan air. Tanpa air maka biji tidak akan pecah dan berkecambah sehingga
tidak mungkin dihasilkan individu tumbuhan baru.
d. Air berperan dalam pemencaran biji tumbuhan
Selain dibantu oleh hewan, pemencaran biji tumbuhan juga ada yang dapat
berlangsung dengan bantuan air. Beberapa contohnya adalah pemencaran biji
kelapa, biji tanaman pacar air, dan biji teratai.
e. Air menjadi kebutuhan vital bagi manusia
Dalam kehidupan, manusia tidak lepas dari air. Setiap aktivitasnya
memerlukan air. Misalnya dimanfaatkan untuk minum, kegiatan MCK, pengairan,
perikanan, dan kegiatan industri. Tanpa air niscaya kegiatan manusia tidak akan
dapat berjalan dengan baik.
f. Air berperan penting bagi kehidupan hewan, terutama hewan air
Seperti halnya manusia, hewan juga memerlukan air. Air digunakan untuk
minum demi berlangsungnya metabolisme dalam tubuh hewan. Selain itu, hewan air
mutlak memerlukan air sebagai habitatnya. Ikan dan hewan air lainnya tidak
dapat bertahan hidup di wilayah yang tidak berair.
2. Peranan Faktor Klimatik dalam Kehidupan
Faktor klimatik atau udara juga penting bagi keberlangsungan kehidupan ini.
Udara terdiri dari berbagai jenis gas yang sangat penting dalam kehidupan.
Udara merupakan komponen utama atmosfer bumi yang berperan sebagai pelindung
bumi dari ganasnya sinar matahari. Komponen gas yang paling besar adalah
nitrogen sehingga sangat penting untuk pertumbuhan, terutama dalam hal
pembentukan protein. Selain nitrogen, ada pula oksigen, karbon dioksida, dan
gas-gas lainnya. Oksigen sangat mutlak diperlukan setiap organisme untuk
bernapas. Adapun karbon dioksida digunakan oleh tumbuhan berklorofil sebagai
bahan untuk menyintesis makanan (fotosintesis).
Kondisi udara juga dipengaruhi oleh cahaya matahari yang merupakan faktor
abiotik. Cahaya dimanfaatkan oleh tumbuhan berklorofil dalam proses
fotosintesis dan dalam pertumbuhan. Selain itu, cahaya juga berpengaruh
terhadap dinamika suhu, kelembapan, dan curah hujan pada suatu wilayah.
3. Peranan Faktor Edafik dalam Kehidupan
Tanah merupakan komponen abiotik yang menjadi bagian penting dalam
kehidupan karena menjadi tempat tinggal (habitat) dan tempat melakukan
aktivitas setiap organisme. Tanah menjadi media tumbuh dan sebagai sumber nutrisi
bagi tumbuhan. Tanah yang memiliki nutrisi baik akan memberikan produktivitas
yang tinggi bagi tumbuhan.
HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN
Dalam sebuah ekosistem antar komponen yang terlibat saling berinteraksi
atau berhubungan timbale balik. Jika salah satu komponen terganggu, maka secara
umum akan mengganggu kegiatan dalam ekosistem tersebut.
1. Hubungan
antara komponen biotik dengan komponen abiotik
Keberadaan komponen abiotik dalam ekosistem sangat mempengaruhi komponen
biotik. Misalnya : tumbuhan dapat hidup baik apabila lingkungan memberikan
unsur-unsur yang di butuhkan tumbuhan tersebut, contohnya : air, udara, cahaya,
dan garam-garam mineral.
Komponen abiotik yang tidak tergantung dengan biotik antara lain : gaya
grafitasi, matahari, dan tekanan udara.
2. Hubungan
antara produsen, konsumen, dan pengurai
Hubungan saling ketergantungan. Hubungan saling ketergantungan antara
produsen, konsumen dan pengurai, terjadi melalui peristiwa makan dan memakan
melalui peristiwa sebagai berikut :
a. Rantai makanan
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang memakan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal 3 macam rantai pokok yaitu, rantai pemangsa, rantai parsit, dan rantai saprofit.
a. Rantai makanan
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang memakan dan yang dimakan. Para ilmuwan ekologi mengenal 3 macam rantai pokok yaitu, rantai pemangsa, rantai parsit, dan rantai saprofit.
1) Rantai pemangsa
Rantai pemangsa dalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa
konsumen 1 adalah hewan herbivora, konsumen 2 adalah hewan karnivora yang
memangsa herbivore, dan konsumen 3 adalah hewan pemangsa karnivora maupun
herbivora.
2) Rantai parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup
sebagai parasit. Contih organisme parasit antara lain, cacing, bakteri, dan
benalu.
3) Rantai saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya,
jamur dan bakteri.
b. Jaring-jaring
makanan
Jarring-jaring adalah sekumpulan rantai makanan yang
saling berbuhungan dalam suatu ekosistem. Hubungan makan dan dimakan yang kompleks
tersebut saling bercabang dan berkaitan sehingga membentuk jarring-jaring
makanan.
c. Piramida
makanan
Piramida makanan adalah suatu piramida yang menggambarkan perbandingan
komposisi jumlah biomassa dan energi dari produsen sampai konsumen puncak dalam
suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada produsen yang
menempati dasar piramida. Demikian pula jumlah energi terbesar terdapat pada
dasar piramida. Komposisi biomassa dan jumlah energi semakin keatas semakin
kecil, karena proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada
setiap tingkat trofi.
1) Piramida jumlah
2) Piramida biomassa
3) Piramida energi
d. Arus energi
Merupakan perpindahan energi dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah
yaitu, dari sinar matahari lalu produsen, ke konsumen tingkat 1, ke konsumen
tingkat 2 sampai ke pengurai.
e. Siklus energi
Siklus energi merupakan perpindahan zat dari tempat
satu ke tempat yang lainnya.
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
Pengertian Keseimbangan Lingkungan
Lingkungan dikatakan seimbang apabila antara komponen biotik dengan abiotik
berada dalam komposisi yang proposional dan stabil. Keseimbangan lingkungan
tidak statis, artinya dapat terjadi penurunan dan kenaikan populasi tiap jenis
tumbuhan dan hewan serta berbagai komponen abiotik.
a. Daya dukung lingkungan adalah
kemampuan lingkungan dalam mendukung kehidupan berbagai makhluk hidup di
dalamnya.
b. Daya lenting lingkungan addalah
kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan seimbang jika mengalami
perubahan atau gangguan.
Faktor perubahan keseimbangan lingkungan :
-faktor manusia
-faktor alam
-dan pembatas (faktor yang mula-mula menghentikan pertumbuhan dan
penyebaran dari organisme di suatu lingkungan)
Perubahan Lingkungan
a. Perubahan lingkungan karena
faktor alam
Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana
alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya
organisme di hutan tersebut. Selain itu terjadinya letusan gunung menjadikan
kawasan sekitarnya rusak.
b. Perubahan lingkungan karena campur
tangan manusia
Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia adalah contohnya
penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikassi pertanian.
Penebangan hutan secara liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air.
Penggundulan hutan menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat lainnya adalah
munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena
semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut.
Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasaan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan
lingkungan hidup.
Pengelolaan mempunyai tujuan :
a. Mencapai kelestarian hubungan
manusia dan lingkungan hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya.
b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya
secara bijaksana.
c. Mewujudkan manusia sebagai
Pembina lingkungan hidup.
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan
lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
Undang-Undang tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup di
sahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 11 Maret 1982. UU ini
berisi 9 bab terdiri 24 pasal. UU lingkungan hidup bertujuan mencegah kerusakan
lingkungan, meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan menindak
pelanggaran-pelanggaran yang menyebabkan rusaknya lingkungan. Upaya pengelolaan
limbah yang saat ini tengah digalakkan adalah pendaurulangan atau recycling.
Suksesi
Terjadinya urutan perkembangan perubahan bentuk satu komunitas secara
bertahap dalam waktu cukup lama disebut suksesi. Tahap-tahap terjadinya suksesi
:
a. Lahan kosong
b. Invansi benih
c. Kolonisasi
d. Kompetisi
e. Interaksi antar komunitas dan
lingkungan
f. Stabilitasi dan
tercapainya keseimbangan yang mantap
Jika di tinjau dari asal terjadinya, suksesi ada 2 macam,yaitu :
a. Suksesi Primer
Terbentuknya suksesi primer di tandai oleh hilangnya komunitas asal secara
total. Misalnya letusan gunung, tanah longsor, penambangan timah, dan batubara
sehingga tidak ada organisme penyusun komunitas asal yang tersisa, yang ada
hanyalah tanah gersang yang berupa batu-batuan.
b. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder berlangsungnya pada bekas ekosistem tidak mengalami
kerusakan total. Misalnya terjadi kebakaran alami, banjir, angin kencang secara
alami, penebangan hutan secara selektif, pembakaran padang rumput dengan
sengaja.
Komunitas Klimaks
Komunitas klimaks adalah komunitas yang dihasilkan dari proses suksesi.
Komunitas klimaks bersifat stabil dan memiliki tingkat keseimbangan lingkungan
yang tinggi. Komunitas klimaks umumnya didominasi oleh organisme yang memiliki
umur panjang, seperti pohon-pohon besar dan hewan yang memiliki siklus hidup
yang panjang.
DAMPAK EKSPOLITASI BERLEBIH TERHADAP EKOSISTEM
EKSPLOITASI PADA EKOSISTEM DARAT DAN AKUATIK
Ekosistem Darat
Ekosistem darat mencakup seluruh bioma yang terdapat di daratan. Bioma yang
ada di seluruh belahan bumi, yaitu hutan, padang rumput, taiga, tundra, gurun,
dan sebagainya. Eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat sebagian besar
terjadi pada ekosistem hutan. Ekosistem hutan, khususnya ekosistem hutan hujan
tropis memiliki keanekaragaman organisme yang tinggi. Didalamnya, terdapat
berbagai macam organisme yang masing-masing memiliki peran penting bagi
keseimbangan ekosistem.
Selain itu,di dalam ekositem hutan terdapat berbagai macam potensi yang
bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, contohnya beberapa tanaman obat yang
bermanfaat bagi kesehatan terdapat di alam hutan. Salah satu peran penting
keberadaan hutan bagi organisme di bumi, yaitu keberadaan pohon-pohon dan
tumbuhan lain yang dapat menyediakan gas oksigen bagi organisme di dunia.
Sejalan dengan banyaknya manfaat yang dihasilkan dari ekosistem hutan, maka
semakin banyak juga manusia yang menggunakan sumber daya hutan untuk
kesejahteraan hidupnya.
Penggunaan atau pemanfaatan sumber daya hutan yang berlebihan sehingga
menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem tersebut dinamakan over eksploitasi
hutan. Saat ini, semakin banyak manusia yang memanfaatkan sumber daya hutan
secara berlebihan dan tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Penebangan
hutan secara acak dalam jumlah besar untuk industri furnitur atau industri
kertas, dan pembakaran hutan untuk area persawahan secara terus‑ menerus
menyebabkan dampak negatif bagi keseimbangan Iingkungan baik secara regional
maupun global. Hutan, terutama hutan hujan tropis, merupakan pengkonsumsi
karbon dioksida terbesar karena vegetasinya membutuhkan karbon dioksida untuk
melakukan fotosintesis. Ketika banyak wilayah hutan hilang, ditambah dengan
tingginya buangan gas karbon dioksida dari berbagai aktivitas manusia, maka gas
karbon dioksida akan terakumulasi di atmosfer. Adanya karbon dioksida dalam
jumlah berlebih di atmosfer dapat menimbulkan terjadinya kenaikan suhu udara
secara global sehingga dapat mengubah pola iklim bumi.
Salah satu efek dari peningkatan suhu global adalah mencairnya es di kutub.
Bila es mencair, maka permukaan air laut akan naik yang dapat memengaruhi
keseimbangan ekologis di seluruh bumi. Kebakaran hutan dan penebangan pohon
secara dalam jumlah besar menyebabkan hilangnya habitat makhluk hidup
yang tinggal di dalamnya. Akibatnya banyak organisme yang mati karena tidak
adanya tempat untuk bereproduksi dan hilangnya sumber makanan. Dampak lain yang
dapat ditimbulkan dari eksploitasi ekosistem hutan secara berlebihan adalah
hilangnya daerah resapan air.
Hutan merupakan daerah resapan air hujan yang paling besar karena akar
pohon-pohon dan tumbuhan hutan lainnya mampu menyerap dan menyimpan air.
Hilangnya populasi tumbuhan di hutan dan daratan lainnya menyebabkan air hujan
yang jatuh ke tanah tidak terserap, tetapi ikut terbawa bersama tanah menuju
perairan atau disebut dengan peristiwa erosi. Sebagai akibatnya, tanah menjadi
tandus dan kering.
Dampak Eksploitasi Berlebihan Terhadap Ekosistem
Dibandingkan dengan komponen biotik lainnya, manusia merupakan jenis
organisme yang memiliki pengaruh yang kuat di bumi ini. Kemampuan manusia untuk
beradaptasi dengan lingkungan dan mengubah lingkungan sesuai dengan yang
diinginkan, menyebabkan populasi manusia meningkat dengan cepat. Sikap manusia
yang cenderung, merusak lingkungan, seperti membakar hutan, memberantas hama,
dan bahan kimia, mengubah berbagai ekosistem buatan, memberikan dapat negative
pada ekosistem. Berikut ini akan dijelaskan berbagai dampak negative tehadap
ekosistem akibat eksploitasi berlebihan oleh manusia.
1. Fragmantasi dan degradasi habitat
Meningkatkan populasi penduduk dunia menyebabkan semakin banyak lahan yang
dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti yang
dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti lahan untuk
pertanian, tempat tinggal, industry dan sebagainya. Fragmentasi habitat
misalnya terjadi pada kawasan yang ditebang atau dirambah, sehingga menyisakan
kawasan hutan kecil. Hutan yang ditebang atau dirambah memberikan dampak antara
lain perubahan pada struktur komunitas hutan dan kematian pohon yang berada
dipinggiran hutan akibat tingginya paparan angina dan cahaya matahari.
Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya masalah lain seperti
kematian organisme karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan
menurunnya keanekaragaman sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya
keanekaragaman spesies pada habitat tersebut
2. Tergantungnya aliran energy di dalam
ekosistem
Ekosistem alami yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem buatan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan aliran energy dalam ekosistem tersebut.
Contohnya, ketika proses penebangan atau pembakaran hutan selesai, maka kawasan
hutan kemudian ditanami dengan satu jenis tumbuhan (system monokultur). Hal
tersebut menyebabkan aliran energy yang semula bersifat kompleks, yaitu antara
berbagai jenis produsen (pohon-pohon besar dan kecil), konsumen (berbagai macam
hewan), destritivora (jamur, bakteri, dan sebagainya), menjadi aliran energy
yang lebih sederhana yaitu satu jenis produsen (contohnya padi), beberapa
konsumen, dan detrivor
3. Resistensi beberapa spesies merugikan
Penggunaan pestisida dan abiotik secara berlebihan untuk mrmbunuh populasi
organisme yang merugikan (hama atau pathogen)dapat menyebabkan munculnya
populasi organisme yang kebal terhadap pestisidan dan antibiotic tersebut. Hama
yang tidak atau kurang sensitive (kebal) terhadap pestisida jenis tertentu
dapat bertahan dari penggunaan pestisida tersebut.
Demikian juga adanya jika antibiotic digunakan secara berlebihan, yaitu
dalam dosis yang terlalu tinggi atau frekuensi yang terlalu sering. Populasi
spesies pathogen yang dapat bertahan dari dosis antibiotic tersebut akan
berkembangbiak menghasilkan populasi spesies pathogen yang kebal.
4. Hilangnya spesies penting didalam
ekosistem
Setiap organisme memiliki peran penting didalam suatu ekosistem. Contohnya
didalam ekosistem sawah, hilangnya keberadaan predator seperti burung, ular,
dan sebagainya dapat meningkatkan populasi organisme lain, misalnya tikus makan
padi akan menurun dan hasil panen akan berkurang.
5. Introduksi spesies asing
Introduksi atau masuknya spesies dari suatu ekosistem kedalam ekosistem
lainnya biasanya bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan manusia.
Namun introduksi spesies asing juga dapat merugikan, karena terkadang di dalam
ekosistem yang baru, spesies tersebut tidak memiliki predator alami. Serangga
neochetine eichhorniae yang merupakan predator tanaman eceng gondok dan dapat
mengendalikan populasi eceng gondok diperairan tidak hidup di Indonesia.
6. Berkurangnya sumber daya alam
terbaharui
Kayu, tanduk, gading, dan sebagainya merupakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Walaupun memiliki sifat dapat diperbaharui, penggunaan dan
eksploitasi secara berlebihan dapat menurunkan jumlah dan kualitas baik semakin
berkurang. Hal tersebut menyebabkan kualitas kayu dan tingkat regenerasi
semakin menurun.
7. Tergantungnya daur materi di dalam
ekosistem
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat aktifitas manusia juga
akan ikut meningkat. Meningkatnya aktifitas manusia di dunia berpengaruh
terhadap daur biogeokimia. Sebagai contoh, daur karbon yang terganggu akibat
semakin banyaknya penggunaan bahan bakar.
Ekosistem Akuatik
Tidak hanya ekosistem darat yang dapat mengalami eksploitasi berlebihan.
Ekosistem akuatik seperti laut, sungai, danau, dan perairan lainnya dapat
mengalami hal yang serupa. Eksploitasi sumber daya akuatik dapat berupa
penangkapan organisme laut secara berlebihan. Penangkapan organisme laut,
seperti ikan konsumsi maupun ikan hias, dan pengambilan terumbu karang dapat
menyebabkan terganggunya keseimbangan lingkungan di ekosistem laut. Organisme
yang beragam hidup di terumbu karang. Namun, terumbu karang demikian rapuh
terhadap kerusakan karena pertumbuhannya lambat, mudah terganggu, dan hanya
hidup pada perairan yang dangkal, hangat, dan bersih. Terumbu karang hanya
dapat hidup pada perairan dengan suhu 18-30°C. Kenaikan suhu sebesar 1°C dari
batas maksimum dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang. Rusaknya terumbu
karang akan menyebabkan hilangnya tempat tinggal bagi organisme yang ada pada
ekosistem terumbu karang.
Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi karena apabila daerah wisata tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan mengganggu keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut. Sebagai contoh, daerah wisata pantai di Bali atau wilayah Jakarta bagian utara yang ekosistem alaminya telah terganggu oleh aktivitas manusia yang berlebihan. Kedua pantai tersebut telah tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata tersebut.
Ancaman lain yang dapat mengganggu ekosistem perairan adalah penggunaan ekosistem perairan sebagai daerah wisata. Penetapan daerah wisata perairan dapat dikatakan sebagai eksploitasi karena apabila daerah wisata tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan mengganggu keberadaan organisme yang ada di ekosistem tersebut. Sebagai contoh, daerah wisata pantai di Bali atau wilayah Jakarta bagian utara yang ekosistem alaminya telah terganggu oleh aktivitas manusia yang berlebihan. Kedua pantai tersebut telah tercemar oleh sampah yang dibuang pengunjung tempat wisata tersebut.
Komentar
Posting Komentar